Pages

Saturday, August 22, 2015

Dampak Diplomasi Indonesia Pasca Kemerdekaan

Pasca kemerdekaan, Indonesia berjuang untuk mempertahankan kemerdekaannya melalui beberapa cara; seperti perjuangan melalui fisik dan juga diplomasi. Diplomasi sendiri berarti perjanjian/ perundingan untuk mencapai sebuah kesepakatan. Berikut adalah beberapa perjanjian yang pernah dilakukan Indonesia beserta dampaknya:



1. Perundingan Linggarjati

Perundingan Linggarjati terjadi antara Indonesia dan Belanda. Pokok dari Perundingan Linggarjati adalah:
1.      Belanda mengakui secara de facto Republik Indonesia dengan wilayah kekuasaan yang meliputi Sumatera, Jawa, dan Madura. 
2.      Belanda harus meninggalkan daerah tersebut paling lambat 1 Januari 1949. 
3.      Republik Indonesia dan Belanda akan bekerjasama dalam membentuk Negara Indonesia Serikat dengan nama Republik Indonesia Serikat, yang salah satu negara bagiannya adalah Republik Indonesia. 
4.      Republik Indonesia Serikat dan Belanda akan membentuk Uni Indonesia-Belanda dengan Ratu Belanda sebagai ketuanya.
Bagi Indonesia perundingan Linggarjati adalah usaha untuk menunjukkan eksistensi Indonesia dalam kehidupan bernegara serta kedaulatan wilayah yang utuh, dengan adanya pengakuan de facto wilayah Jawa, Madura dan Sumatera. Namun ini berarti wilayah Indonesia semakin sempit. Kerugiannya juga Indonesia berarti masih di bawah kekuasaan pemerintahan Belanda dengan adanya Uni Indonesia-Belanda



2. Perundingan Renville

Perundingan ini terjadi di atas Kapal Renville milik Amerika Serikat . Dalam perundingan tersebut, pemerintah Indonesia diwakili oleh Perdana Menteri Amir Syarifuddin. Sedangkan Belanda diwakili oleh Abdul Kadir Widjojoatmodjo. Isi pokok perundingan tersebut adalah:
1.      Belanda tetap berdaulat atas seluruh Indonesia sampai kedaulatan diserahkan kepada Republik Indonesia Serikat, yang segera harus dibentuk.
2.      RIS mempunyai kedudukan sejajar dengan Negeri Belanda dalam UNI Indonesia-Belanda.
3.      Republik Indonesia  merupakan Negara-bagian dan RIS.
4.      Sebelum RIS terbentuk Belanda dapat menyerahkan sebagian kekuasaannya kepada suatu Pemerintah Federal Sementara.
5.      Pasukan Republik Indonesia yang beradadidaerah pendudukan harus ditarik ke daerah Republik Indonesia.
Bagi Indonesia, perjanjian ini membuat  Kabinet Amir Syanfuddin bubar Karena kebijaksanaan politiknya yang menyetujui Persetujuan Renville ditentang keras. Wilayah kekuasaan Republik Indonesia makin berkurang.Medan perjuangan bersenjata pun makin menyempit. Namun, di satu sisi perundingan ini juga menguntungkan Indonesia, yaitu Indonesia sejajar dengan Belanda walaupun dengan bentuk Uni Indonesia Belanda.

3. Perjanjian Roem-Royen

Perjanjian Roem-Roijen adalah sebuah perjanjian antara Indonesiadengan Belanda yang dimulai pada tanggal 14 April 1949 dan akhirnya ditandatangani pada tanggal 7 Mei 1949 di Hotel Des Indes, Jakarta.
Hasil pertemuan ini adalah:
1.      Angkatan bersenjata Indonesia akan menghentikan semua aktivitas gerilya
2.      Pemerintah Republik Indonesia akan menghadiri Konferensi Meja Bundar
3.      Pemerintah Republik Indonesia dikembalikan ke Yogyakarta
4.      Angkatan bersenjata Belanda akan menghentikan semua operasi militer dan membebaskan semua tawanan perang
Perjanjian Roem-Royen mewujudkan keinginan Indonesia meraih Kedaulatan. Perjanjian ini juga menunjukkan bahwa Jalan Diplomasi lebih baik daripada jalan kekerasan atau perang yang dapat menyebabkan banyak kerugian dan sulit tercapainya perdamaian antara kedua belah pihak. Akan tetapi,   Pasukan tentara Belanda tidak sepenuhnya pergi dari Indonesia, mereka hanya pindah tempat ke Surakarta, itu berarti kekuatan Belanda di Surakarta malah semakin bertambah.

4. Konferensi Inter-Indo
Konferensi Inter Indonesia merupakan konferensi yang berlangsung antara negara Republik Indonesia dengan negara-negara boneka atau negara bagian bentukan Belanda yang tergabung dalam BFO.
 Hasil kesepakatan dari Konferensi Inter-Indonesia adalah:
  1. Negara Indonesia Serikat disetujui dengan nama Republik Indonesia Serikat (RIS) berdasarkan demokrasi dan federalisme (serikat),
  2. RIS akan dikepalai oleh seorang Presiden dibantu oleh menteri-menteri yang bertanggung jawab kepada Presiden, 
  3. RIS akan menerima penyerahan kedaulatan, baik dari Republik Indonesia maupun dari kerajaan Belanda, 
  4. Angkatan perang RIS adalah angkatan perang nasional, dan Presiden RIS adalah Panglima Tertinggi Angkatan Perang RIS, dan 
  5. Pembentukkan angkatan Perang RIS adalah semata-mata soal bangsa Indonesia sendiri. Angkatan Perang RIS akan dibentuk oleh Pemerintah RIS dengan inti dari TNI dan KNIL serta kesatuan-kesatuan Belanda lainnya.
Dampak dari Konferensi Inter-Indonesia adalah adanya konsensus yang dibangun melalui Konferensi Intern-Indonesia yang menjadi modal berharga bagi pemerintah RI  untuk berunding dengan Belanda pada Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag. Keberadaan BFO dan sikap tegas Gde Agung untuk menolak intervensi Belanda membuat pemerintah Indonesia memiliki legitimasi yang makin kuat untuk berunding dengan Belanda di KMB.

5. Konferensi Meja Bundar

 Konferensi Meja Bundar adalah sebuah pertemuan yang dilaksanakan di Den Haag, Belanda, dari 23 Agustus hingga 2 November 1949 antara perwakilan Republik Indonesia, Belanda, dan BFO. Konferensi ini berakhir dengan kesediaan Belanda untuk menyerahkan kedaulatan kepada Republik Indonesia Serikat. Hasil konferensi ini:
1.     Keradjaan Nederland menjerahkan kedaulatan atas Indonesia jang sepenuhnja kepada Republik Indonesia Serikat dengan tidak bersjarat lagi dan tidak dapat ditjabut, dan karena itu mengakui Republik Indonesia Serikat sebagai Negara yang merdeka dan berdaulat.
2.     Republik Indonesia Serikat menerima kedaulatan itu atas dasar ketentuan-ketentuan pada Konstitusinja; rantjangan konstitusi telah dipermaklumkan kepada Keradjaan Nederland.
3.      Kedaulatan akan diserahkan selambat-lambatnja pada tanggal 30 Desember 1949
Konferensi Meja Bundar menyebabkan berhentinya perang antara belanda dan Indonesia  , diakuinya Indonesia sebagai sebuah negara oleh belanda(walaupun masih RIS) dan  penarikan mundur tentara - tentara Belanda di wilayah Indonesia. Namun, dampak negatifnya adalah tertundanya penyelesaian masalah Irian Barat, hutang Belanda pada 1942 sampai disepakatinya RIS akan ditangung RIS, serta Indonesia menjadi negara bagian RIS di mana menjadi bawahan dari pemerintahan Belanda.



         Pada dasarnya, perjuangan melalui jalur diplomasi ini mempunyai beberapa kelebihan, karena tidak ada korban jiwa. Diplomasi juga menunjukkan bahwa permasalahan bisa dibicarakan baik-baik dengan damai tanpa ada kekerasan. Kedua belah pihak yang berdiplomasi juga bisa mencapai kata sepakat dengan konsekuensi masing-masing. Namun, di satu sisi jalur diplomasi juga memiliki kekurangan, karena bisa jadi rakyat Indonesia tidak menerima hasil kesepakatan yang telah dicapai karena hanya perwakilan-perwakilan saja yang berdiplomasi.


sumber:
http://scientistofsocial.blogspot.com/2011/11/konferensi-inter-indonesia.html
http://www.idsejarah.net/2014/11/hasil-serta-dampak-konferensi-meja.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Konferensi_Meja_Bundar
http://brainly.co.id/tugas/587633
http://amryorarmy.blogspot.com/2008/06/perjanjian-roem-royen.html
http://www.artikelsiana.com/2014/09/sejarah-perjanjian-renville-isi-Perjanjian-Renville.html#
https://id.wikipedia.org/wiki/Perundingan_Linggarjati
atrikafinuca.weebly.com




0 komentar:

Post a Comment