Pages

Friday, May 15, 2015

Paham-Paham di Eropa yang Masuk ke Indonesia

Munculnya paham-paham baru di luar negeri seperti nasionalisme, liberalisme, sosialisme, demokrasi dan pan islamisme menjadi dasar berkembangnya paham-paham yang serupa di Indonesia. Perkembangan paham-paham itu terlihat pada penggunaan ideologi-ideologi (paham) pada organisasi-organisasi pergerakan nasional yang ada di Indonesia.
         Berikut ini adalah beberapa paham yang muncul dan berkembang di Indonesia:


1. NASIONAISME
   Paham nasionalisme berkembang dari Eropa dan sejak abad ke-19. Secara garis besar nasionalisme diartikan sebagai suatu paham atau kesadaran rasa kebangsaan sebagai bangsa yang didasarkan atas adanya rasa cinta kepada tanah air dalam mencapai, mempertahankan, mengabadikan identitas, dan integrasi kekuatan bangsanya. 
   Beberapa tokoh yang mengemukakan paham ini antara lain Hans Kohn, Lothrop Stoddard, Otto BouerHans Kohn menyebutkan bahwa nasionalisme merupakan suatu paham yang menempatkan kesetiaan tertinggi individu harus diserahkan kepada Negara dan bangsa. Lothrop Stoddard memandang nasionalisme sebagai suatu kepercayaan yang hidup dalam hati rakyat yang berkumpul menjadi suatu bangsa. Otto Bouer mengartikan paham nasionalisme muncul dikarenakan adanya persamaan sikap dan tingkah laku dalam memperjuangkan nasib yang sama.

2. LIBERALISME
     Paham liberalisme merupakan paham yang mengutamakan kebebasan dan kemerdekaan individu.Paham ini didasarkan pada pemahaman bahwa kebebasan dan persamaan hak adalah nilai politik yang utama. Paham ini didasarkan pada hak asasi manusia, hak kebebasan hidup, hak kebebasan atas kepemilikan, dan hak untuk kebahagiaan.  Tokoh pencetus liberalisme, antara lain Rene Descartes , John Locke , David Hume , dan  Thomas Jefferson. 

3. SOSIALISME
      Paham sosialisme  muncul sebagai reaksi terhadap kehidupan sosial kemasyarakatan yang ditandai dengan pertentangan dan perbedaan kelas-kelas sosial yang ada. Dalam paham sosialisme kebebasan individu dibatasi dan mengutamakan pemerataan kesejahteraan bersama. Di antara tokoh-tokoh awal penganjur sosialisme  antara lain: St. Simon , Fourisee  , Robert Owen  dan Louise BlaneSt. Simon dipandang sebagai bapak sosialisme karena dialah orang pertama yang menyerukan perlunya sarana-sarana produksi dimiliki sepenuhnya oleh pemerintah/negara. Gagasannya merupakan benih awal lahirnya sistem Kapitalisme Negara (state capitalism).

4. KOMUNISME 
      Istilah komunisme merujuk pada setiap pengaturan sosial yang di dasarkan pada kepemilikan, produksi, konsumsi yang sama rata dan sama rasa. Dalam masyarakat komunis dianggap tidak ada kelas sehingga memungkinkan pembagian atau distribusi barang dan jasa pada masyarakat itu dapat dilakukan secara merata dan menyeluruh. Perkembangan istilah komunis ini dicetuskan oleh Karl Marx, Engels, dan Lenin. Oleh karena itu, komunisme disebut juga ajaran Marxisme atau Leninisme. Di kota Brussel tahun 1847 Marx menerbitkan karyanya yang penting dan besar The Poverty of Philosophy (Kemiskinan Filsafat). Setahun kemudian Marx dan Engels menerbitkan Communist Manifesto, yaitu buku yang menjadi bacaan dunia dan meletakkan dasar- dasar komunis. Dalam membuat teorinya, Marx banyak dibantu dan dipengaruhi oleh Engels

5. PAN ISLAMISME
      Pan-islamisme merupakan sebuah perwujudan cita-cita  dari prinsip-prinsip Islam mengenai pentingnya persatuan dan kesatuan antara umat Islam di seluruh dunia, atau lazim disebut dengan istilah al-wahdah al-Islamiyyah atau al-ittihad al Islamiyyah. Pan-Islamisme memberi inspirasi bagi negeri-negeri Islam untuk mengadakan gerakan nasional bagi negaranya dalam melawan penjajahan. Tokoh pendiri Pan Islamisme adalah Jamal-al-Din Afghani, dan penyeru awalnya adalah Sultan Abdul Hamid II.

referensi:
gurusejarah.com
kerjaananakips.blogspot.com
blogpunyaalya.blogspot.com
http://agussetiyandi46.blogspot.com/

1 komentar:

gachikus said...

Saya berpendapat bahwa ide-ide Pan-Islamisme sekarang harus diperkuatkan dengan Marxisme-Leninisme (yang betul, yang asli, bukan yang palsu, bukan imperialisme Rusia dan Cina yang berkedok “Marxis-Leninis” semisal Stalinisme, Trotskyisme, Maoisme, PKI Musso-Aidit dan lain-lain) untuk mencocokkan (menyesuaikan) Islam dengan zaman sekarang, dengan ilmu pengetahuan sekarang. Dengan kata lain, Islam harus dicocokkan dengan Marxisme-Leninisme untuk pembersihan Islam dari unsur-unsur mistik, sedangkan Marxisme-Leninisme harus dicocokkan dengan Islam untuk pembersihan Marxisme-Leninisme dari unsur-unsur “Euro-centrism” (pemusatan pada Eropa). Marxisme-Leninisme harus dijadikan sebagai alat untuk mendirikan Negara Islam Khilafah.
Lihat juga: Marxisme dan Hijrah https://gachikus.blogspot.com/2020/05/marxisme-dan-hijrah.html
Marxisme dan Hijrah (Lanjutan)
https://gachikus.blogspot.com/2020/11/marxisme-dan-hijrah-lanjutan.html

Post a Comment