Pages

Tuesday, July 11, 2017

Bertemu Kembali

Sudah 6 tahun berlalu,
dan kau masih mengenalku

**
     Pagi itu, kebetulan aku melewati tempat di mana dulu kita saling bertemu. Aku menatap bangunan itu. Memori tentang masa lalu membuat langkahku terasa ringan dan bibirku melengkung tipis. Aku tidak menyadari bahwa ada ia berjalan berlawanan denganku. Hingga ia menyapaku,
     "Salma!"
     Aku yang menderita rabun jauh menyipitkan mataku. Siapa ya? batinku.
     "Ya ampun sekarang tinggi banget ya!" ujarnya.
     "Hehe, iya." ujarku.
     "Dapet kuliah di mana?"
     "Dapet di UI sih, jurusan gizi."
     "Oooohh masuknya FKM ya."
     Aku tersenyum, melihat dirinya yang masih sama seperti dahulu. Enam tahun itu waktu yang cukup lama, bukan? Namun ia masih mengingatku, ketika aku hampir tidak mengingatnya. Aku sedikit merasa bersalah karena tidak pernah menemuinya. Padahal ia masih bertahan di situ.
     "Ibu punya kenalan lho di situ, baru aja kemaren diangkat jadi doktor. Namanya Bu Sarah." ujarnya lagi.
     Itulah ia, Ibu Dwi Satriani, yang pernah mengisi hari-hariku 6 tahun yang lalu. Beliau menjadi wali kelasku saat kelas 5. Aku hanya heran, mengapa seperti tidak ada yang berubah darinya sedangkan diri ini begitu berubah? Dan ia masih sangat jelas mengingatku.
     "Hari ini sekolah udah masuk ya, Bu?" 
     "Oh, murid-muridnya sih belum, baru guru-gurunya aja. Biasa ada rapat kerja."
     "Ibu rumahnya masih di situ?"
     "Iya nih, tadi naik busway dari pagi, terus baru nyampe sekarang."
     "Yaudah Bu, saya duluan ya, semoga ibu sehat selalu." Percakapan pagi itu pun aku akhiri karena beliau tampak terburu-buru.
     Dalam perjalanan selanjutnya pun aku merenung. Sepertinya aku belum belajar menghargai. Menghargai bagaimana guru-guruku telah rela menemuh jauhnya perjalanan (bahkan aku pernah mendengar ada guruku yang harus berangkat dari rumah pukul 4 pagi), sedangkan antusiasmeku masih kurang. Pun dengan kesabaran guru-guru menghadapi murid-muridnya yang beraneka ragam dengan tingkat kenakalan yang berbeda-beda.
     Teruntuk guru-guru yang telah mendidikku dari TK Cut Mutia, SDIT Thariq bin Ziyad, Ponpes Darunnajah, dan MAN Insan Cendekia Serpong, aku hanya mampu mengucapkan terimakasih sebagai pembalas jasa-jasamu. Tanpamu, apa jadinya aku?


  

1 komentar:

Nadhira KA said...

Masyaallah Salmunku<3

Post a Comment